Bursa Asia Happy Weekend! Nikkei Melonjak 1,2%

Employees of the Korea Exchange (KRX) pose in front of the final stock price index during a photo opportunity for the media at the ceremonial closing event of the 2018 stock market in Seoul, South Korea, December 28, 2018.    REUTERS/Kim Hong-Ji

Bursa Asia-Pasifik kompak ditutup menguat pada perdagangan Kamis (14/4/2023) akhir pekan ini, di mana investor cenderung optimis setelah melihat data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang terus menurun.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melonjak 1,2% ke posisi 28.493,5, Hang Seng Hong Kong menguat 0,46% ke 20.438,81, Shanghai Composite China bertambah 0,6% ke 3.338,15, Straits Times Singapura tumbuh 0,25% ke 3.302,66, ASX 200 Australia melaju 0,51% ke 7.361,6, KOSPI Korea Selatan menanjak 0,38% ke 2.571,49, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,49% menjadi 6.818,57.

Dari Singapura, ekonominya pada kuartal pertama 2023 cenderung melambat, terseret oleh kelemahan di bidang manufaktur.

Berdasarkan data dari Statistik Singapura, produk domestik bruto (PDB) Negeri Singa pada kuartal I-2023 hanya tumbuh 0,1 secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode kuartal IV-2022 yang tumbuh 2,1.

Adapun secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), PDB Singapura melandai menjadi minus 0,7% pada kuartal I-2023, dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 yang tumbuh 0,1%.

Pada Februari lalu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mempertahankan kisaran perkiraan pertumbuhan 2023 sebesar 0,5% – 2,5%, mencatat bahwa pertumbuhan untuk sektor-sektor yang berorientasi ke luar tetap lemah mengingat perlambatan ekonomi global yang lebih luas.

Sektor manufaktur berkontraksi sebesar 6% (yoy) di kuartal I-2023, memburuk dari kontraksi 2,6% di kuartal IV-2022, karena penyusutan output di semua lini sektor manufaktur kecuali klaster teknik transportasi.

Namun, sektor konstruksi bertambah 8,5%, memperpanjang pertumbuhan 10% yang terlihat pada kuartal sebelumnya, dengan peningkatan dalam aktivitas konstruksi sektor publik dan swasta.

Di lain sisi, investor menyambut baik dari rilis data inflasi di AS yang kian melandai dan berharap bahwa sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat melunak kedepannya.

Data inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) AS pada Maret lalu turun 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm). Padahal, ekspektasi pasar indeks PPI diproyeksi mendatar.

Secara tahunan (year-on -year/yoy), inflasi produsen di AS melandai ke 2,7% pada Maret, dari sebelumnya 4,9% pada Februari.

Jika mengeluarkan item makanan dan energi, PPI inti turun 0,1% (mtm), di bawah ekspektasi kenaikan 0,21% ekonom yang disurvei Dow Jones.

Sebelumnya, rilis laporan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Maret menunjukkan inflasi utama mereda pada bulan lalu.

CPI hanya naik 0,1% (mtm) pada Maret. Sedangkan secara tahunan, CPI AS tumbuh 5% (yoy), kenaikan terkecil sejak hampir dua tahun belakangan.

Inflasi yang mulai dingin ini menunjukkan jika ekonomi AS mulai melemah seperti harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Hanya saja, memang kenaikan ini masih belum begitu terasa seiring investor masih khawatir potensi resesi tahun ini.

Pelaku pasar akhir-akhir ini berharap efek meredanya inflasi dan pembalikan arah The Fed menjadi dovish beberapa pekan terakhir turut mendorong indeks saham di AS kembali cerah.

Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas yang memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin (bp) mencapai 66%, sedangkan yang memproyeksikan The Fed mempertahankan suku bunga di pertemuan edisi Mei mencapai 34%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*