Harga emas Antam menguat signifikan pada perdagangan Jumat (14/4/23) mengekor penguatan harga emas dunia yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram menguat sebesar Rp.9.000 menjadi Rp. 1.084.000 per batang.
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam meningkat dan ditetapkan sebesar Rp 977 ribu per gram, naik Rp 9.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.
Pada penutupan perdagangan Kamis (13/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.039,74 per troy ons. Harga sang logam mulia melambung 1,24%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 atau 13 bulan terakhir.
Harga emas menguat setelah indeks harga produsen (IPP) AS melandai. Indeks yang melemah semakin menguatkan ekspektasi pasar jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera melunak.
IPP mengalami kontraksi 0,5% (month to month/mtm) pada Maret 2023, dari 0% pada Februari.Secara tahunan (year on year/yoy), IPP melandai menjadi 2,7% pada Maret dari 4,9% pada Februari.
IPP melandai jauh di bawah ekspektasi pasar yakni kontraksi 0,1% (mtm) dan melandai 2,8% (yoy). Melandainya IPP melengkapi sejumlah data mengenai pergerakan harga di AS yang terus melandai.
Inflasi AS secara mengejutkan melandai ke 5% (yoy) pada Maret tahun ini. Inflasi tidak hanya jauh lebih rendah dibandingkan 6% (yoy) pada Februari tetapi juga jauh di bawah ekspektasi pasar (5,1%).
Secara month to month/mtm, inflasi AS melandai ke 0,1% pada Maret 2023, dari 0,4% pada Februari.
IPP dan Inflasi yang melandai ini menjadi sinyal jika ekonomi Negara Paman Sam akan mulai mendingin setelah tumbuh relatif kencang yakni 2,6% (yoy) padda kuartal IV-2022.
Kondisi ini akan mendukung Fed untuk segera melunakkan kebijakan moneternya.
Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar pada Rabu pekan ini menunjukkan adanya proyeksi jika ekonomi AS bisa masuk resesi.
“Data ekonomi menegaskan perkiraan pasar jika siklus kenaikan suku bunga mendekati akhir. Hal ini membuat emas semakin menarik,” tutur analis Heraus, Alexander Zumpfe, dikutip dari Reuters.
Pasar kini bertaruh jika kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps kini menjadi 69% pada Mei mendatang. Banyak dari pelaku pasar yang juga memperkirakan jika The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni tahun ini.
Kebijakan yang dovish akan membuat dolar AS terpuruk sehingga emas makin terjangkau untuk investasi.
Indeks dolar sendiri anjlok ke posisi 101,01 atau terendah sejak 21 April 2022 atau hampir setahun terakhir.
“Inflasi yang melandai serta ekspektasi kebijakan fed yang dovish menjadi underlying yang positif bagi pergerakan emas,” tutur analis High Ridge Futures, David Megger, dikutip dari Reuters.